Home » Pilkada Dharmasraya: Sebuah Sejarah Baru di Sumbar

Pilkada Dharmasraya: Sebuah Sejarah Baru di Sumbar

Oleh: H. Adi Bermasa

Redaksi
2 menit baca

DHARMASRAYA mencatat sejarah baru di Sumbar dan juga di Indonesia. Untuk pertama kalinya, ada potensi calon tunggal dalam Pilkada di Ranah Minang. Hebatnya, calon tunggal ini adalah pasangan perempuan, Annisa Suci Ramadani dan Leli Arni. Bisa jadi, ini adalah pertama kalinya duet perempuan tampil di pilkada sekaligus sebagai calon tunggal di Indonesia.

Secara hukum, tidak ada aturan yang dilanggar dalam proses ini. Bahkan, hal ini merupakan cerminan demokrasi yang tetap berjalan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Karena hanya ada satu pasangan calon, maka fenomena ‘kotak kosong’ dengan sendirinya juga muncul di pilkada. Kotak kosong menjadi ‘pilihan’ bagi pemilih yang tidak setuju dengan calon tunggal, dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan Annisa-Leli. Apabila kotak kosong mendapat suara lebih banyak, maka pilkada diulang pada periode berikutnya, ini menunjukkan betapa seriusnya dinamika politik yang terjadi.

Kemunculan Annisa sebagai calon tunggal Bupati Dharmasraya dengan wakilnya Leli Arni jelas merupakan kejutan besar, tidak hanya di Sumbar, tetapi juga di seluruh Indonesia. Dharmasraya, sebuah daerah subur dengan masyarakat yang kreatif dalam meningkatkan kesejahteraannya, kini menjadi pusat perhatian dengan fenomena ini. Ini adalah peristiwa langka dalam sejarah demokrasi Indonesia, yang mungkin akan diingat dan dibahas dalam waktu yang lama.

Beragam komentar tentunya muncul terkait pilkada di Dharmasraya ini, termasuk memberikan analisis kritis. Fenomena calon tunggal ini memunculkan berbagai pertanyaan mengenai dinamika politik lokal dan proses demokrasi di Indonesia. Apakah ini mencerminkan sebuah krisis dalam politik lokal, atau justru sebuah evolusi dalam sistem politik kita?

Yang jelas, proses demokrasi harus tetap berjalan dengan baik. Bagaimanapun juga, pilkada adalah program nasional yang wajib kita sukseskan bersama.

Munculnya calon tunggal ini, meskipun fenomenal, juga harus direspon dengan kebijakan yang tepat. Jika tidak, dikhawatirkan bisa menimbulkan preseden yang tidak diinginkan di masa mendatang. Namun, terlepas dari semua kontroversi yang ada, satu hal yang pasti: pilkada di Dharmasraya tahun ini akan menjadi catatan penting dalam sejarah demokrasi Indonesia. *

Jangan Lewatkan