LIMAPULUH KOTA, KP – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Limapuluh Kota mengungkap dugaan keterlibatan kelompok tani dalam penjualan pupuk bersubsidi jatah petani ke luar Provinsi Sumatera Barat.
Dugaan ini mencuat setelah Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) mengamankan dua pria yang kedapatan mengangkut ratusan karung pupuk bersubsidi jenis urea dan NPK Phonska ke luar daerah.
“Dari hasil pemeriksaan terhadap kedua pelaku, kami menduga ada keterlibatan kelompok tani yang menjual pupuk bersubsidi ke luar provinsi,” ujar Kasi Humas Polres Limapuluh Kota, AKP Kurnia A, di Mapolres Limapuluh Kota, Kecamatan Harau, Rabu (7/5).
Menurutnya, pupuk tersebut didapat dari berbagai sumber, termasuk dari kelompok tani yang seharusnya menerima dan menggunakan pupuk untuk kegiatan pertanian di daerah sendiri.
AKP Kurnia mengimbau para petani dan kelompok tani agar menggunakan pupuk subsidi sesuai aturan. Penyalahgunaan bisa berujung pada proses hukum.
“Pupuk bersubsidi harus dimanfaatkan sesuai peruntukannya untuk mendukung ketahanan pangan dan pertanian daerah. Jangan sampai disalahgunakan,” tegasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Limapuluh Kota, Witra, juga mengakui adanya laporan terkait dugaan keterlibatan kelompok tani.
“Kami telah menerima informasi mengenai penyalahgunaan pupuk subsidi. Kami berharap hal ini tidak terulang dan petani memanfaatkan pupuk untuk peningkatan ekonomi, bukan untuk diperjualbelikan secara ilegal,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Tim Opsnal Satreskrim dan Unit II Tipidter Polres Limapuluh Kota menggagalkan pengiriman ratusan karung pupuk bersubsidi ke Provinsi Riau. Selain pupuk, turut diamankan kendaraan yang digunakan serta dua pelaku yang membawa pupuk keluar dari wilayah distribusi yang ditetapkan. (dst)