Home » SMKN 2 Sawahlunto Hadapi Sejumlah Kendala PPDB, Fasilitas Sekolah Mendesak Diperbaiki

SMKN 2 Sawahlunto Hadapi Sejumlah Kendala PPDB, Fasilitas Sekolah Mendesak Diperbaiki

Redaksi
2 menit baca

SAWAHLUNTO, KP – SMK Negeri 2 Sawahlunto yang berlokasi di Jl. Khatib Sulaiman, Barangin, Santur, tengah menghadapi berbagai tantangan serius dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026.

Sekolah kejuruan ini berjuang menjaga kualitas pendidikan di tengah keterbatasan daya tampung, kekurangan tenaga pendidik, dan kondisi fasilitas yang memprihatinkan.

Ditemui KORAN PADANG di ruang kerjanya pada Selasa (6/5), Kepala SMKN 2 Sawahlunto, Nusriwati melalui Kasubag Tata Usaha Elmi Susanti mengungkapkan bahwa keterbatasan jumlah ruang belajar dan SDM menjadi tantangan utama. SMKN 2 Sawahlunto saat ini hanya memiliki 11 ruang kelas yang tersebar di lima jurusan: Teknik Kendaraan Ringan: 2 lokal, Teknik Instalasi Tenaga Listrik: 2 lokal, Teknik Permesinan: 2 lokal, Teknik Geologi Pertambangan: 2 lokal dan Desain Bangunan: 1 lokal.

“Minat siswa terhadap jurusan seperti Geologi Pertambangan sangat tinggi, namun jumlah guru hanya tiga orang. Ini membuat proses belajar tidak maksimal,” ujar Elmi Susanti.

Selain kekurangan tenaga pendidik, sekolah juga menghadapi tantangan dalam edukasi masyarakat. Banyak orang tua masih memiliki pandangan sempit terhadap jurusan seperti Desain Bangunan, yang dianggap hanya mengajarkan kerja fisik. Padahal, jurusan tersebut memiliki prospek yang menjanjikan di sektor konstruksi dan arsitektur.

Kondisi bangunan sekolah juga menjadi sorotan. Beberapa infrastruktur mengalami kerusakan parah, termasuk dinding penahan tanah yang sebagian telah ambruk. Parahnya, sebagian ruang perpustakaan juga mengalami keruntuhan sehingga hanya separuhnya yang masih dapat dimanfaatkan. “Kami sangat khawatir akan keselamatan siswa. Dengan kondisi seperti ini, kegiatan belajar mengajar bisa terganggu kapan saja,” tambah Elmi.

Fasilitas MCK juga sangat terbatas, dengan hanya tiga unit toilet untuk melayani hampir 700 siswa. Kondisi ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan yang dapat berdampak pada kesehatan dan kebersihan lingkungan sekolah.

Dalam hal pembinaan prestasi siswa, keterbatasan anggaran juga menjadi penghambat utama. Sekolah hanya mampu mengikuti kompetisi di tingkat kota, karena dana untuk mengikuti ajang tingkat provinsi sangat terbatas. Padahal, para siswa telah menunjukkan potensi besar dengan meraih juara dalam lomba pidato Bahasa Inggris tingkat kota.

SMKN 2 Sawahlunto mengandalkan dana BOS dan sumbangan komite untuk mendukung operasional sekolah. Namun, penggunaan dana BOS harus sesuai aturan ketat, sementara dana komite yang diterima pun hanya sekitar 25 persen dari kebutuhan ideal, umumnya dialokasikan untuk membayar honor guru dan petugas keamanan.

Meski penuh keterbatasan, SMKN 2 Sawahlunto terus berupaya memperbaiki kondisi. Proposal perbaikan infrastruktur telah diajukan ke pemerintah kota maupun provinsi. Sayangnya, hingga kini belum ada realisasi nyata dari pengajuan tersebut.

“Kami berharap ada perhatian serius dari pemerintah dan instansi terkait. Sekolah ini memiliki potensi besar, tapi perlu dukungan nyata agar bisa berkembang,” tegasnya.

Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, SMKN 2 Sawahlunto bertekad tetap menjadi lembaga pendidikan yang memberikan harapan dan masa depan cerah bagi generasi muda di Sawahlunto. (nto)

Jangan Lewatkan

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?