PARIAMAN, KP — Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi menyebutkan bahwa Kota Pariaman termasuk wilayah yang rawan bencana karena letaknya berada di pesisir pantai. Kondisi ini, menurutnya, menuntut perhatian dan penanganan khusus dalam upaya penanggulangan bencana.
“Pemerintah Kota Pariaman melalui BPBD telah memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana,” ujar Mulyadi saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di Auditorium Istana Gubernur Sumbar, Rabu (7/5).
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap berbagai kendala yang dihadapi BPBD, seperti keterbatasan logistik, peralatan, serta sarana dan prasarana dalam upaya mitigasi bencana.
Rakor tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, bersama Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy, Anggota DPR RI Lisda Indrajoni, Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Simon Flores, Rektor Universitas Andalas, unsur Forkopimda, kepala daerah, kepala BPBD se-Sumbar, serta organisasi relawan kebencanaan seperti FPRB, PMI, KOGAMI, Tagana, Jemari Sakato, APDI, dan ORARI.
Sebelumnya, Kepala BNPB Suharyanto dalam sambutannya menegaskan bahwa Sumbar merupakan salah satu wilayah paling rawan bencana di Indonesia karena berada di zona Cincin Api Pasifik dan pertemuan lempeng tektonik aktif.
“Wilayah ini berada dekat zona subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, sehingga rawan terjadi gempa bumi dan aktivitas seismik lainnya,” jelasnya.
Kunjungan Suharyanto ke Sumbar disebut sebagai langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan kebencanaan di masa depan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy menyatakan apresiasinya atas kehadiran Kepala BNPB, yang dinilainya sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah pusat terhadap kesiapsiagaan daerah. “Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi semua pihak dalam menghadapi potensi bencana, khususnya gempa bumi yang kerap melanda wilayah kita,” ujarnya.
Vasko berharap Rakor ini menghasilkan langkah konkret dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana yang efektif dan responsif di Sumbar. (mas)