PAYAKUMBUH, KP – Permintaan jamur tiram selama Ramadan tahun ini di Kota Payakumbuh mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya hanya berkisar 30 hingga 50 kilogram per hari, saat ini permintaan mencapai 100 kilogram per hari.
Sayangnya, tingginya permintaan tersebut belum bisa dipenuhi oleh petani pengumpul jamur yang ada di Kelurahan Tigo Koto Diateh, Kecamatan Payakumbuh Utara. Sebab, kapasitas produksi belum maksimal.
Hal tersebut diungkapkan salah seorang pengumpul jamur, Fitri Afriani (27 tahun). Menurutnya, tingginya permintaan jamur datang dari luar Sumbar, yakni provinsi Riau. “Namun sayang, kita belum mampu memenuhi permintaan itu,” ujar Fitri.
Ia menambahkan, tingginya permintaan jamur selama Ramadhan selain untuk dikonsumsi di rumah tangga juga banyak dijadikan makanan olahan oleh pedagang, seperti dijadikan keripik jamur, rendang jamur, dan lainnya.
Dijelaskannya, saat ini jamur tiram dijual mencapai Rp20 ribu per kilogram (kg). Distribusinya saat ini mencakup Kota Bukittinggi dan Kota Padang, di samping Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota serta Riau.
Sementara itu, Pj. Walikota Payakumbuh Rida Ananda berharap masing-masing kelurahan memiliki branding sendiri-sendiri dengan produk unggulan, sehingga ekonomi masyarakat tumbuh dengan baik dan lapangan usaha terus terbuka.
“Kita sudah membuat ‘City Of Randang’ untuk branding Kota Payakumbuh. Kita terus mendorong adanya produk spesifik dari berbagai Kelurahan. Kita sudah memiliki kampung rendang, kampung jamur, dan kampung makanan ringan. Semoga terus muncul spesifik dari kelurahan lainnya dengan produk unggulannya,” sebut Wako Rida didampingi Ketua TP PKK Elfriza Cece Zaharman saat mengunjungi Kampung Jamur.
Elfriza Cece Zaharman menambahkan, pihaknya siap membantu untuk meningkatkan pemasaran produk-produk masyarakat, salah satunya dengan memberikan pelatihan pemasaran digital. “Sehingga, pelaku usaha bisa berkembang lebih baik dan usaha kian maju,” ucapnya. (dst)