CATATAN ADI BERMASA
BUYA Syafii Maarif yang merupakan salah seorang tokoh bangsa di republik ini sudah pergi meninggalkan kita semua. Beliau meninggal dengan tenang beberapa waktu lalu di Yogyakarta, kota pengabdiannya sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah.
Walau sejatinya Muhammadiyah tulen, tapi pengabdian Buya Syafii Maarif menyentuh hampir semua bidang untuk kesejahteraan bangsa yang besar ini. Siapa saja tokoh bangsa ini, walau berbeda agama, mereka begitu akrab dengan Buya Syafii dalam hal pemikiran tentang masa depan republik tercinta ini.
Di saat pemikiran Buya Syafii masih diharapkan, Allah memanggilnya beberapa bulan yang lalu untuk ‘hidup tenang’ di alam yang kekal, akhirat. Semoga arwah Beliau tenang di alam sana, sesuai dengan amal yang dilakukannya.
Buya Syafii Maarif, putra Sumpur Kudus Sijunjung tampaknya sudah diabadikan Pemkab Sijunjung dengan nama jalan di ibukota kabupaten tersebut, yaitu Jalan Ahmad Syafii Maarif. Begitu diberitakan KORAN PADANG terbitan Kamis (9/3) di halaman 2.
Sebagai bentuk pernghormatan kepada tokoh bangsa yang lahir di Sijunjung, Beliau memang pantas diabadikan walau dengan nama jalan di ibukota kabupaten tersebut. Namun, dengan nama besar yang ditinggalkan almarhum, sangat pantas dimunculkan ‘monumen’ yang spektakuler. Misalnya lembaga pendidikan, masjid, atau bangunan bersejarah yang mengabadikan kebesaran Pak Syafii Maarif.
Siapa saja bisa jadi sponsor untuk menggerakkan program spektakuler ini. Akan tetapi, hal ini pantas juga dipulangmaklumkan pada Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Mungkinkah perguruan tinggi kita ini makin dimentrengkan namanya dengan Universitas Muhammadiyah Syafii Maarif Sumatera Barat?
Boleh saja di antara kita muncul beda pendapat. Namun menghargai tokoh bangsa yang sudah begitu berjasa pada republik ini, nama Beliau layak diabadikan dan bukan bermaksud mengkultuskan.
Siapa lagi yang mempopulerkan tokoh bangsa asal daerah ini kalau bukan kita warga Sumbar sendiri. Sudah banyak pejuang gagah berani, baik bersenjata maupun dengan berpikir memajukan negeri ini. Dari era Imam Bonjol terus ke era Bung Hatta hingga Buya Hamka. Di zaman modern berkemajuan ini, Buya Syafii Maarif adalah salah satu dari sedikit tokoh Sumbar di kancah nasional yang berjuang melalui pikirannya dalam memajukan republik ini. *