Home » Siaga Marapi, Ratusan Warga di Zona Merah Belum Masuk Pemetaan

Siaga Marapi, Ratusan Warga di Zona Merah Belum Masuk Pemetaan

Redaksi
5 menit baca

BUKITTINGGI, KP – Wali Nagari Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Firdaus mengungkap ada ratusan warganya di zona merah atau daerah yang dinyatakan tidak aman oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait status Gunung Marapi yang nail status jadi Level III Siaga.

“Warga kami yang berada dalam radius 4,5 kilometer atau zona tidak aman itu berada di Jorong Batang Salasiah Rubai Cumantiang sebanyak 100 KK,” kata Firdaus, Rabu (10/1).

Ia menyayangkan dalam pemetaan kesiapsiagaan pada rapat koordinasi bersama BPBD dan TNI Polri serta PVMBG, tidak dijelaskan adanya pemukiman warga tersebut di dalamnya.

“Ini yang kami sayangkan karena di dalam peta ada beberapa rumah penduduk di radius 4,5 kilometer yang tidak masuk dalam peta,” ucapnya.

Ia menegaskan, warga yang berada di radius 4,5 kilometer dari puncak Marapi sekitar lereng gunung bisa diberikan edukasi menyeluruh sebagai langkah antisipasi kesiagaan bencana.

“Yang dibutuhkan saat ini adalah informasi valid agar bisa warga memahami karena jika kami dan kelompok siaga bencana yang menyampaikan kadang tidak diterima,” ujarnya.

“Bahkan warga kami mengira level III itu adalah level aman dan level II tidak aman, informasi ini yang tidak maksimal berjalan,” tambahnya.

Sementara, Asisten Pemkab Agam, Rahman mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan adanya warga yang bertempat tinggal di radius 4,5 kilometer sehingga perlu dilakukan pemetaan secara nyata.

“Ini yang perlu dilakukan pendataan, kami akan data lagi apakah mereka yang berada di lereng Gunung Marapi termasuk ke dalam zona itu, ini perlu kepastian,” katanya.

POSKO SIAGA DIDIRIKAN DI BATU PALANO DAN BUKIT BATABUAH

Sebagai tindak lanjut kondisi terkini Gunung Marapi yang naik status menjadi Level III Siaga, Pemkab Agam bersama TNI-Polri mendirikan Posko Siaga untuk penyelenggaraan komando dan koordinasi.

“Posko didirikan di dua tempat dengan resiko besar terdampak kondisi Marapi, yaitu di Batu Palano dan Bukit Batabuah. Selanjutnya akan didata jumlah pasti warga yang berada di radius tidak aman sesuai arahan PVMBG,” kata Rahman.

Pendirian posko disepakati bersama setelah rapat koordinasi yang digelar di Batu Palano bersama Dandim/0304 Agam, Kapolresta Bukittinggi, perwakilan PVMBG, dan wali nagari desa yang berada di sekitar lereng Gunung Marapi.

“Seandainya hal yang tidak diinginkan terjadi, kita juga siapkan pengungsian dan tempat berkumpul serta sarana hingga tujuan penyelamatan bisa tercapai,” kata Rahman.

“Untuk kondisi tanggap darurat akan dikaji ulang, jika perlu diberikan status itu akan dikoordinasikan setelah melakukan pendataan dan pengecekan ke lapangan,” imbuhnya.

33 TITIK PENGUNGSIAN DISIAPKAN

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Fajar Sukma menyampaikan, sebanyak 33 titik bakal disiapkan untuk jadi tempat pengungsian terdampak Gunung Marapi. Puluhan titik tempat pengungsian tersebut tersebar di tiga kabupaten/kota di sekitar Gunung Marapi, yaitu Padang Panjang, Tanah Datar, dan Agam.

Fajar mengatakan, rencana titik pengungsian tersebut dihimpun dari BPBD masing-masing kabupaten/kota.

“Di Padang Panjang akan ada 17 titik pengungsian yang akan disiapkan,” ujarnya.

Sebanyak 17 titik pengungsian itu berada di Masjid Raya Jihad, SD Komplek Teladan, Komplek Pasar Inpres, Pasar Pusat, Masjid Taqwa, Masjid Mardiyah, Masjid Zuama Jembes, dan SMP 5.

Kemudian, SMP 1 Ekor Lubuk, SMP 3 Padang Panjang, SD 9 PPT, Masjid Nurul Islam Ekor Lubuk, Masjid Baiturrahman Simpang 8, MTsN Ngalau, SD 13 Tanah Hitam, Masjid Nurul Furqan Tanah Pak Lambiak, dan SD 03 Tanah Pak Lambiak.

Lalu, di Tanah Datar ada enam titik yaitu di Gedung LKAAM Pariangan, Lapangan Bola Sitangko Simabur, dan Halaman Mako Polsek Pariangan, Halaman Kantor Camat Pariangan, Halaman Koramil 03 Paraingan dan Halaman Masjid Makmur Simabur.

Sedangkan di Agam terdapat 10 titik pengungsian yang disiapkan, yakni SD 08 Talao Nagari Padang Laweh Sungai Pua, Pondok Pesantren Ainul Yaqin Nagari Batagak Sungai Pua, SD 17 Batu Gadang Nagari Padang Laweh Sungai Pua.

Kemudian, SD 08 Kubang Duo Koto Panjang Batagak, Gedung Serba guna Kubu APA, Masjid Mantuang Batabuah Koto Baru, Lapangan Bola Sitapuang, Lapangan SMA 1 Canduang, Pasar Agro Koto Ilalang Ampek Angkek dan UIN Syekh M Djamil Djambek Kubang Putiah.

Lebih lanjut Fajar menyebut, sesuai dengan imbauan dari PVMBG, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas pada radius 4,5 kilometer dari pusat kawah Gunung Marapi.

“Ada delapan kecamatan yang termasuk dalam radius 4,5 kilometer, yakni Kecamatan Sungai Pua, Canduang, dan Baso di Kabuapten Agam, Lalu Salimpuang, Sungai Tarab, Pariangan, Batipuah, X Koto di Kabupaten Tanah Datar,” ungkapnya.

DANREM PERINTAHKAN TIGA DANDIM SIAPKAN ANTISIPASI ERUPSI MARAPI

Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Brigjen TNI Rayen Obersyl memerintahkan Dandim 0304/Agam, Dandim 0307/Tanah Datar, dan Dandim 0308/Pariaman menyiapkan langkah-langkah antisipasi apabila terjadi kemungkinan terburuk akibat erupsi Gunung Marapi.

“Pasca-peningkatan status Gunung Marapi dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga), saya telah memerintahkan dandim terkait bersama forkopimda melaksanakan rapat gabungan terkait rencana antisipasi yang harus dikerjakan,” kata Brigjen TNI Rayen Obersyl.

Menurutnya, peningkatan status gunung api yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar tersebut menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih waspada dalam menyikapi kondisi yang bisa terjadi.

“Ini menjadi warning bagi kita untuk menyiapkan segala sesuatunya jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” ujar lulusan Akademi Militer tahun 1992 itu.

Mantan Kepala Staf Korem (Kasrem) 042/Garuda Putih (2020-2021) itu menegaskan para dandim di tiga wilayah tersebut untuk memetakan kembali perkampungan mana saja yang berpotensi terdampak bencana alam. Termasuk juga memetakan masyarakat yang bermukim di sekitar jalur-jalur sungai. Sebab, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai juga berpotensi terdampak lahar dingin apabila terjadi peningkatan curah hujan, ujar Danrem yang pernah ditugaskan pada Operasi Pamrahwan Ambon tersebut.

Berdasarkan prosedur tetap, setiap Kodim harus selalu menyiagakan personel setingkat peleton untuk mengantisipasi bencana alam seperti erupsi gunung berapi. Namun, apabila terjadi peningkatan status, Korem 032/Wirabraja akan menambah jumlah personel. (ant)

Jangan Lewatkan