Home » Penelitian Tanpa Dipublikasikan ke Luar akan Sia-sia

Penelitian Tanpa Dipublikasikan ke Luar akan Sia-sia

Redaksi
2 menit baca

PADANG, KP – Tiga kademisi asal Universitas PGRI Sumatra Barat (Sumbar) yakni, Dr. Faiza Rini, Thomson Mary, dan Ade Pratama, melakukan program pengabdian masyarakat dengan mengadakan bimbingan teknis pengelolaan Open Jurnal System (OJS) kepada Akademi Refraksi Optisi (ARO) YLPTK yang terletak di Jalan Berok Raya, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, baru-baru ini.

Pengelolaan OJS menjadi bagian yang penting dalam proses publikasi. Dengan adanya OJS, pengelola dapat mengatur proses publikasi mulai dari penerimaan, penyuntingan oleh mitra bestari atau penyunting pelaksana, proses layout, hingga artikel siap diterbitkan seluruh proses harus menggunakan sistem online.

“Selama ini ARO belum memiliki OJS, menurut Informasi dari direktur ARO Dr. Alvia Wesnita, bahwa penerbitan artikel ilmiahnya secara online sangat diperlukan guna mewadahi hasil penelitian dosen,” katanya.

Dia menegaskan, berdasarkan urgensi inilah, maka perlu untuk diadakan satu pelatihan pengelolaan jurnal ilmiah berbasis OJS sesuai standar mutu nasional beserta strategi-strateginya.

Dari beberapa permasalahan yang terjadi, Tim PKM berusaha menjawab tantangan tersebut dengan melakukan kegiatan PKM Bimbingan Teknis Pengelolaan OJS bagi Dosen Akademi Refraksi Optisi YLPTK Padang untuk meningkatkan publikasi hasil penelitian dosen.

Dia menyebut, ARO YLPTK memerlukan medium untuk mensosialisasikan hasil studinya ke khalayak umum.

Penelitian yang hanya selesai pada hasil tanpa upaya introduksi ke luar akan sia-sia, karena tidak akan terasa manfaatnya, terutama jika itu nyatanya menjadi satu pengembangan masyarakat.

Maka, sebagai amanah ilmiah, dosen diminta untuk mempublikasikan hasil penelitian atau struktur gagasannya melalui beragam media publikasi ilmiah.

“Kewajiban publikasi ilmiah dosen akan menimbang maju kembangnya mutu riset Indonesia, baik itu nasional maupun internasional. Salah satu dari media publikasi yang menempel erat pada profesi dosen adalah jurnal ilmiah,” jelas Dr. Faiza Rini.

Dia menyebut, jurnal ilmiah sebagai wadah publikasi tidak hanya secara wujud ada seadanya. Keberadaannya dituntut untuk sesuai dengan standar pengelolaan yang mapan. Secara nasional, pengelolaan jurnal telah diatur standarnya dengan Permendiknas No 22 Tahun 2011 tentang Terbitan Berkala Ilmiah dan Peraturan Dirjen DIKTI No 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah.

“Semakin tinggi mutu pengelolaan jurnal yang sesuai standar, maka hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal tersebut akan banyak diserap oleh pihak luar. Untuk itulah di samping penelitian yang menjadi tugas wajib dosen, wadah publikasi juga harus disiapkan oleh pengelola jurnal,” katanya. (fai)

Jangan Lewatkan