DUMAI, KP – PT Pertamina (Persero) tak putus dirundung malang. Pasca-insiden ledakan di terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang Jakarta dan terbakarnya kapal pengangkut Pertalite di perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini kilang Dumai, Riau juga meledak.
Dentuman keras dan getaran kuat mengiringi peristiwa ledakan di Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina RU II Dumai, Provinsi Riau, Sabtu malam (1/4/2023) sekitar pukul 22.40 WIB. Tak sedikit warga sekitar lokasi melaporkan bunyi letupan keras berdentum hingga menggetarkan perabotan rumah. Selain itu, dentuman keras dari ledakan itu juga merusak rumah warga.
Akibat kejadian itu, sebanyak 9 orang jadi korban. Mereka merupakan pekerja di ruang operator yang terkena pecahan kaca.
Area Manager Communication, Relations, & CSRPT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) Dumai Agustiawan mengatakan seluruh korban sudah kembali ke rumah masing-masing setelah mendapatkan perawatan di RS Pertamina Dumai.
Menyikapi peristiwa itu, anggota Komisi VII DPR Mulyanto mendesak Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Nicke Widyawati untuk mengundurkan diri. Ia menyebut, ledakan yang terjadi di Dumai itu terjadi hanya beberapa hari setelah kebakaran di TBBM Depo Plumpang dan kebakaran di kapal angkut BBM Pertamina di Mataram NTB. Menurutnya, peristiwa itu menandakan Dirut PT Pertamina tak melakukan perbaikan sistem keamanan dan keselamatan kerja di wilayah kerja strategisnya.
“Terlepas dari penyebab kebakaran ini karena sabotase atau kecelakaan murni, Komut dan Dirut Pertamina harusnya malu bila masih mempertahankan jabatannya,” tegas Mulyanto, dilansir inilah.com, Minggu (2/4).
“Harusnya secara legowo Komut dan Dirut Pertamina mengundurkan diri secara sukarela sebagai bentuk pengakuan ketidakmampuan dalam mengelola resiko. Biarkan Pertamina dikelola oleh orang yang tepat,” lanjutnya.
“Menjelang hari raya Idul Fitri dan di tahun politik, ledakan yang terjadi pada obyek vital negara yang strategis dan terjadi secara beruntun adalah hal yang tidak biasa. Jangan dianggap remeh,” pungkas Mulyanto.
Selama 2023 hingga 1 April, Pertamina sudah mengalami tiga insiden yang menambah deretan panjang daftar kebakaran kilang Pertamina dalam kurun waktu tahun 2021-2022. Deretan insiden itu adalah kilang Balongan (29 Maret 2021), kilang Cilacap (13 November 2021), kilang Cilacap (11 Juni 2021), kilang Balikpapan (4 Maret 2022), dan kilang Balikpapan (15 Mei 2022), TBBM Plumpang (3/3/2023), terbakarnya kapal pengangkut Pertalite di perairan Lombok (26/3/2023), dan terbakarnya kilang Dumai (1/3/2023).
PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) Dumai memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) aman usai terjadi ledakan kilang di Dumai, Riau. Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI RU Dumai Agustiawan mengatakan saat ini sedang dilakukan proses pemuliihan operasional.
“Kami pastikan juga bahwa stok BBM Nasional, khususnya wilayah Sumatera Bagian Utara, dalam keadaan aman. Semoga proses recovery dapat berjalan baik sehingga beberapa hari ke depan kondisi operasional kilang sudah dapat berjalan optimal,” pungkas Agustiawan dalam keterangan resmi, Minggu (2/4).
Senada, Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memastikan bahwa pasokan dan distribusi BBM dan LPG di wilayah operasionalnya berjalan dengan baik dan aman pasca ledakan di kilang RU II Dumai tersebut. (ilc)