BATUSANGKAR, KP – Pengecer kios pupuk bersubsidi di Tanah Datar meminta kepada pemerintah daerah, agar menunda pemakaian Kartu Tani bagi petani untuk menebus pupuk bersubsidi di 2023 ini.
Hal itu mengemuka dalam Rapat Koordinasi penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2023 di Kabupaten Tanah Datar, di aula kantor bupati setempat, Jumat (3/2).
Salah seorang pengecer pupuk bersubsidi, Afrizal Noerdin mengemukan dari data yang diterimanya, bahwa kartu tani tersebut belum 100 persen terdistribusi ke petani. Sehingga, ada petani yang tidak bisa menebus pupuk bersubsidi ke kios pengecer.
“Data terbukti, bahwa belum terdistribusi 100 persen, kami mohon kartu tani satu tahun ditunda dulu pemberlakuannya. Ini menyenangkan, dan menyelematkan petani,” ujarnya.
Dia menyarankan kepada pemerintah, agar tidak mencoba-coba program baru kepada petani, kalau perangkatnya belum siap. Akibatnya, petani dirugikan, karena tidak bisa menebus pupuk bersubsidi ke kios pengecer.
“Jangan dicoba, program kepada petani. Karna petani sudah menjerit, karena tidak ada pupuk. Jika sudah siap baru laksanakan,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan pengecer pupuk bersubsidi lainya, Edison. “Kurang bagusnya pengelolaaan kartu tani ini, banyak petani yang tidak bisa menebus ke kios pengecer. Data juga tidak sikronisasi,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar, Sri Mulyani mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya, agar pendistribusian bisa tertib. ”Seperti sosialisasi kepada pengecer kios,” ucapnya.
Diakuinya, infrastruktur pendukung di 121 kios pengecer belum tuntas. Untuk itu pihaknya mengusulkan ke kementerian, agar menunda pemakaian kartu tani. “Penundaan kartu tani, satu- satu nya di Sumbar, yakni Tanah Datar,” sebutnya.
Disamping itu, pihaknya juga mengusulkan kepada kementrian untuk membuka kembali aplikasi T- Puber untuk satu musim tanam.
“Kita usulkan ke kementrian untuk membuka aplikasi T- Puber untuk satu kali musim tanam, serta kepada pihak Bank Mandiri untuk segera melengkapi infrastruktur mesin edisi di kios- kios pengecer,” pintanya.
Selain itu, perwakilan pupuk Indonesia juga mengakui bahwa alokasi pupuk bersubsidi di Tanah Datar di Januari ini, lalu masih dibawah target.
“Pupuk bersubsidi urea terdistribusi baru sekitar 30 persen, jika dibanding dari alokasi target Januari 2023. Namun, pupuk phonska bersubsidi terdistribusi sekitar 60 persen, jika dibanding dari target realisasi Januari lalu,” urainya.
Rendahnya pendistribusian tersebut katanya, persoalan kartu tani. “Kendala yang dominan itu kartu tani, dan berharap lebih maksimal lagi,” akuinya.
Sementara itu pihak Bank Mandiri selaku penyedia kartu tani, mengakui hal tersebut. “Kondisi saat ini, kartu tani baru bisa didistribusikan ke petani sekitar 27 ribu, dari 41 ribu alokasi untuk tahun 2023 ini. Sisanya, akan diusahakan untuk di distribusikan,” jelasnya.
Sedangkan mesin edisi, katanya masih dalam tahap persiapan, dan berharap aplikasi T Puber dibuka kembali. “Mesin edisi yang sudah terpasang sebanyak 105 unit, itu pun ada yang rusak dan sedag dilakukan perbaikan,” terangnya.
Di tempat yang sama, Bupati Tanah Datar Eka Putra menekankan kepada pihak Bank Mandiri agar segera memperbaiki infrastruktur, sehingga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi.
“Kita beri waktu kepada Bank Mandiri, empat bulan ini untuk diperbaiki infrastruktur, serta lakukan komunikasi yang baik dan lancar, dan yang sulit – sulit itu perbaiki. Sehingga, petani mendapatkan pupuk bersubsidi yang merupakan haknya,” tekannya. (nas)