PAYAKUMBUH, KP – Setelah sempat turun pada akhir 2022, kasus stunting di Kota Payakumbuh naik lagi setelah dilakukan update data pada akhir Februari 2023. Kasus stunting yang sebelumnya 304 naik jadi 322 orang anak.
“Akhir tahun 2022 lalu, kita berhasil menurunkan angka stunting dari 472 menjadi 304 anak. Namun, ada penambahan (kasus) pada update data terakhir,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Wawan Sofianto, Senin (3/4).
Menurutnya, meningkatnya angka stunting karena adanya penambahan data bayi yang baru lahir dan 18 di antaranya berada pada kondisi stunting. Dia menduga, penyebabnya adalah pola intervensi.
“Pemenuhan gizi ibu hamil semestinya tak hanya kepada yang kurang energi, tapi harus terhadap semua ibu hamil, begitu juga balita,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan meningkatkan intervensi kepada seluruh kelompok sasaran atau yang masuk data beresiko.
“Kita lakukan intervensi pemenuhan gizi bagi remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita secara intensif dan komprehensif,” tukasnya.
Wawan menambahkan, angka stunting yang bertambah dipicu oleh bayi yang baru lahir merupakan konsekuensi dari kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang memeriksakan diri ke posyandu dan fasilitas kesehatan.
“Ibu hamil dan balita yang pergi ke posyandu hanya sekitar 50 persen saja. Padahal dengan datang ke posyandu bisa mengetahui kondisi kesehatan ibu dan calon bayi. Kita berharap masyarakat saling mengingatkan karena ini penting bagi generasi penerus. Kita juga meminta ASN yang hamil agar menjadi contoh bagi masyarakat untuk aktif ke posyandu,” pungkasnya. (dst)