PADANG PANJANG, KP – Prevalensi stunting di Padang Panjang pada tahun 2022 telah mencapai 16,8 persen, angka yang jauh lebih rendah dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Asisten Deputi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat Zoom Meeting pada Jumat (31/3) yang bertujuan untuk mempersiapkan roadshow online untuk percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Provinsi Sumatera Barat.
Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Padang Panjang menempati peringkat kedua dari segi angka stunting terendah di Sumatera Barat, dengan Sawahlunto sebesar 13,7 persen, Bukittinggi sebesar 16,8 persen, dan Payakumbuh sebesar 17,8 persen.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Rahmaisa mengatakan, angka stunting di Padang Panjang pada tahun 2021 sekitar 20 persen, berdasarkan hasil SSGI. Namun, pada tahun 2022, angka tersebut turun sekitar 3,2 persen menjadi 16,8 persen.
Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pelaksanaan survei yang teliti dan peningkatan kelengkapan data e-PPGBM di Padang Panjang pada tahun 2022, yang mencapai di atas 90 persen.
Meskipun terjadi peningkatan ini, prevalensi stunting di Padang Panjang masih jauh di atas target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Pemerintah setempat akan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting guna memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan fasilitas dan infrastruktur, seperti menyediakan peralatan antropometri untuk mengukur anak-anak yang mengalami stunting. Selain itu, Kementerian Kesehatan akan mendukung Padang Panjang dalam menurunkan prevalensi stunting pada tahun 2023 dengan memberikan suplementasi nutrisi rutin dan bantuan keuangan untuk distribusi PMT.
Pemerintah juga menargetkan remaja putri dan ibu hamil untuk mengurangi risiko stunting. Remaja putri yang belum menikah disarankan untuk mengonsumsi suplemen zat besi selama siklus menstruasi mereka, sedangkan wanita pra-nikah didorong untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum menikah. Ibu hamil disarankan untuk secara teratur mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat, mengonsumsi suplemen zat besi, dan melengkapi imunisasi anak-anak mereka.
Di Sekretaris Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, mengucapkan apresiasinya atas upaya bersama untuk menurunkan prevalensi stunting.
“Ini bukan kerja satu OPD saja. Namun ada peran dari seluruh OPD serta pihak-pihak lain. Persoalan stunting tidak bisa dikerjakan tanpa dukungan bersama. Kesediaan masyarakat untuk didampingi dan melaksanakan arahan-arahan tentang mencegah dan menangani stunting, juga sangat menentukan suksesnya penurunan prevalensi stunting tersebut,” katanya. (sup)