PELAKU Tindak kejahatan kini tak lagi didominasi oleh kaum lelaki, tetapi telah melibatkan perempuan.
Sudah semakin susahkah mendapatkan uang untuk biaya hidup kini, sehingga kaum hawa bergabung dengan suaminya melakukan jambret demi mendapatkan uang dengan cara yang salah?
Sebetulnya apabila ada usaha/kerja dengan cara yang benar pasti mendapatkan uang. Misalnya perempuan yang telah bersuami bersedia menjadi pembantu rumah tangga untuk membantu mencuci, mensetrika pakaian, memasak, menjaga atau mengasuh anak, dan lain sebagainya.
Mungkin saja perempuan itu merasa malu dan gengsi menjadi pembantu atau asisten rumah tangga, kemudian mencari jalan yang salah untuk mendapatkan uang.
Sebagaimana yang diberitakan KORAN PADANG edisi Jumat (25/4), seorang perempuan pelaku jambret sadis dibekuk. Dalam menjalankan aksinya, perempuan berinisial LLÂ (30Â tahun) beraksi bersama suaminya yang kini masih buron.
Seminggu sebelumnya polisi di Padang juga menangkap pasangan suami istri yang telah bercerai, juga dalam kasus jambret. Anehnya, walaupun sudah berstatus tidak suami-istri lagi, keduanya kompak melakukan tindak kejahatan.
Bercontoh dari peristiwa yang telah terjadi tersebut, didapat kesimpulan bahwa pelaku kejahatan jalanan kini telah dilakukan juga oleh kaum hawa. Dulu jarang terdengar kaum perempuan terlibat kasus jambret.
Apakah yang salah dalam hal ini? Pengaruh narkobakah atau memang akhlak pelaku sudah rusak sejak kecil?
Pihak terkait perlu mencari penyebabnya demi menyelamatkan kaum perempuan di Ranah Minang agar tak terjerumus pada perbuatan yang melanggar hukum dan norma-norma agama di masa mendatang.
Ninik mamak, cadiak pandai, alim ulama dan bundo kanduang tidak bisa berdiam diri dalam masalah ini. Segeralah berumbuk untuk menyelamatkan kaum perempuan yang sudah terjerumus ke lembah hitam tersebut.
Kalau dibiarkan saja, diperkirakan bakal bermunculan kaum perempuan lainnya yang melakukan hal yang salah, termasuk terlibat pengedar narkoba, jadi pemuas lelaki hidung belang, penipuan, dan perdagangan manusia.
Semoga nantinya tak ada lagi terdengar kaum perempuan yang ditangkap polisi di daerah ini. Malu kita. *