BUKITTINGGI, KP – Walaupun tidak ada pesta kembang api, kawasan pedestrian Jam Gadang Bukittinggi tetap menjadi lautan manusia pada pergantian tahun 2022 ke 2023, Sabtu (31/12). Pengunjung yang datang dari berbagai daerah dan provinsi itu dipastikan membuat perekonomian masyarakat Bukittinggi meningkat.
Pantauan KORAN PADANG di lapangan, untuk mengurangi kepadatan orang yang datang ke Bukittinggi dalam menyambut pergantian tahun, pihak kepolisian menutup jalan masuk ke Kota Bukittinggi sejak siang. Namun, pengunjung menyiasatinya dengan masuk dari jalan-jalan kecil yang ada di sekitar Bukitinggi.
Akibatnya, pada Sabtu sore itu, pusat kota jadi macet. Keramaian terpusat di pelataran Jam Gadang. Hal itu membuat Bukitinggi jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau sebelumnya penyambutan pergantian tahun sepi karena dalam suasana pandemi Covid-19, maka pada tahun baru 2023 ini masyarakat seperti melepas kerinduannya untuk kembali beramai-ramai menyambut pergantian tahun. Apalagi, tak ada lagi pembatasan keramaian seiring pencabtan PPKM.
Pengunjung yang datang ke Bukittinggi tidak saja dari daerah di Sumbar namun juga dari berbagai provinsi di Sumatera dan Jawa. Seperti dari Riau, Kepulauan Riau, Sumut, Aceh, Jambi, Lampung, Sumsel, Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Hal itu dibuktikan dengan nomor pelat kendaraan, baik yang terpakir di sejumlah tempat maupun yang berseliweran pada ruas jalan di Bukittinggi.
Keramaian pengunjung di Bukittinggi tidak saja saat pergantian tahun namun sudah sejak masa libur sekolah dua pekan sebelumnya. Objek wisata dan pusat kuliner jadi sasaran utama pengunjung. Dengan ramainya pengunjung itu, ekonomi masyarakat ikut meningkat. Sebut saja pedagang souvernir yang ada di seputaran Jam Gadang serta pedagang UMKM di bebragai kawasan lainnya, termasuk di Pasa Ateh. Mereka mengakui pendapatan selama masa liburan meningkat.
Begitu juga di Los Lambuang, penuh sesak dengan pengunjung. Bahkan, bendi wisata juga meraup rezeki yang lumayan dari keramaian pengunjung. Hotel dan penginapan pun terlihat penuh. Pendapatan Pemko Bukittinggi juga dipastikan meningkat dari sektor pajak hotel dan restoran, retribusi parkir serta objek wisata.
Sekitar pukul 20.00 WIB, pengunjung Bukittinggi secara berkelompok mulai menuju Jam Gadang. Sebab, pada momen pergantian tahun Jam Gadang menjadi tujuan utama untuk mendengarkan denting jarum jam pada detik-detik pergantian tahun. Sehingga, malam itu kawasan Jam Gadang benar-benar jadi lautan manusia. Suasana keramaian itu sempat dipantau Sekda Bukittinggi Martias Wanto dari Pasa Ateh.
Tepat pukul 00. 00 Wib, denting jarum jam yang ditukar dengan bunyi sirene menggema dari Jam Gadang diusul berbagai bunyi-bunyian terompet yng saling sahut-bersahutan. Suasana hiruk pikuk penyambutan pergantian tahun betul-betul semarak di Kota Bukittinggi.
“Selamat tahun baru 2023,” gumam seorang pengunjung yang berharap tahun 2023 dapat membawa perubahan pada berbagai hal usai terkungkung selama hampir tiga tahun akibat pandeni covid-19.
Usai pergantian tahun, pengunjung mulai meninggalkan areal pelataran Jam Gadang, meninggalkan berbagai macam sampah yang membuat petugas kebersihan harus bekerja ekstra. (eds/oki)