PAYAKUMBUH, KP – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah pusat sejak Januari lalu memberi dampak luas di Kota Payakumbuh. Selain bermanfaat bagi peserta didik, ibu hamil, menyusui, bayi, dan balita, program ini juga membawa berkah bagi pelaku usaha, terutama pedagang ayam potong.
Di Pasar Tradisional Ibuah Barat, penjualan ayam meningkat tajam sejak MBG berjalan. Jika sebelumnya pedagang hanya mampu menjual 200 hingga 300 ekor per hari, kini jumlahnya melonjak menjadi 500 hingga 600 ekor.
“Alhamdulillah, dengan adanya program MBG ini penjualan ayam semakin meningkat. Dampaknya jelas terasa terhadap pendapatan kami,” ujar pedagang ayam, Yunus Alembea, Jumat (26/9).
Peningkatan permintaan turut membuka lapangan kerja baru. Jika sebelumnya pedagang hanya mempekerjakan maksimal tiga orang, kini jumlah pekerja bisa mencapai lima hingga tujuh orang. Jumlah itu diperkirakan terus bertambah seiring bertambahnya dapur atau Satuan Penyedia Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bermitra dengan BGN dalam menyiapkan menu MBG.
Untuk memenuhi pasokan, ayam potong tidak hanya diproduksi peternak lokal di Payakumbuh dan Limapuluh Kota, tetapi juga didatangkan dari daerah lain, bahkan luar Sumatera Barat.
Sementara itu, pedagang ayam lainnya, Riki, mengingatkan agar dapur MBG tidak membeli kebutuhan langsung ke perusahaan besar. Menurutnya, hal itu bisa mengurangi manfaat program bagi pedagang kecil.
“Kalau dapur atau SPPG melibatkan masyarakat, tentu roda ekonomi berputar dan pedagang terbantu. Tapi sayang, masih ada dapur yang membeli ayam langsung ke PT atau perusahaan,” ucap Riki.
Ia menegaskan, tujuan MBG yang digagas Presiden Prabowo tidak akan tercapai jika pasokan didominasi perusahaan besar.
“Kalau dapur langsung DO ke PT, tentu pedagang dan peternak kecil tidak merasakan dampaknya,” tutupnya. (dst)