Home » ‘Padi Menjadi’, Impor Jalan Terus

‘Padi Menjadi’, Impor Jalan Terus

Redaksi
1 menit baca

BERAS sebagai makanan pokok penduduk negeri ini sekarang berkecukupan. Kita yakin dan optimis, takkan terjadi kelaparan massal di negeri ini. Namun demikian, kenapa impor beras saat panen raya terus berlangsung? Pemerintah berasalan untuk cadangan saja. Sedia payung sebelum hujan. Begitu kira-kira ibaratnya. Jangankan beras, tentara pun punya pasukan cadangan. Tentu semuanya diperhitungkan dengan matang.

Dari pemberitaan yang sifatnya realistis, tampaknya program pertanian berkaitan dengan penyediaan beras tak perlu dirisaukan sebenarnya. Seperti diinformasikan, bahwa beras mencukupi. Namun impor beras sekadar cadangan saja. Hal demikian bukanlah hantaman bagi petani.

Silahkan saja petani terus maksimal mengolah sawah memperbanyak beras. Setidaknya untuk cadangan. Kita tak ingin kalau mendadak muncul bencana alam, cadangan beras habis dalam beberapa hari saja. Bagaimanapun, beras sebagai makanan pokok mayoritas penduduk negeri ini, biarlah berlebih daripada kekurangan, apalagi kalau sampai tak ada sama sekali.

Dalam bisnis perberasan, kita boleh jadi sudah begitu unggul. Namun dalam produksi hasil tani lainnya seperti tanaman tua, seperti kopi, cengkeh, dan tanaman ekspor lainnya ternyata belum begitu maksimal. Sementara tanah kosong di berbagai daerah masih sangat luas. Termasuk di Sumbar. Masih banyak lahan terlantar tak menghasilkan. Ini adalah tantangan bagi kita bersama.

Di sisi lain, pengangguran usia produktif jumlahnya terbilang banyak. Padahal, anak muda yang punya semangat kreativitas luar biasa, kalau didata di setiap desa, pasti sangat banyak yang berkeinginan jadi petani modern. Boleh jadi mereka terabaikan selama ini.

Indonesia yang sebenarnya tak perlu lagi mengimpor beras, sudah sangat wajar rasanya program bisnis pertanian yang beragam dikembangkan jadi program unggulan bagi daerah ini. Apalagi untuk beragam tanaman ekspor, sudah saatnya digalakkan maksimal. *

Jangan Lewatkan