Home » ‘Si Cerdik’ yang Kena Bidik

‘Si Cerdik’ yang Kena Bidik

Redaksi
2 menit baca

SEPAK terjang mereka yang berpredikat ‘cerdik’ di negeri ini sungguh ‘luar biasa’. Perhatikan saja tiga berita KORAN PADANG terbitan Selasa (11/4) di halaman 1. Pertama, Ketua KPK Firli Bahuri diduga melanggar etik. Kedua, transaksi mencurigakan Rp349 triliun terkait Kementerian Keuangan. Dan berita ketiga, belasan orang diduga jadi korban penipuan biro perjalanan umroh.

Mereka yang diberitakan tersebut jelas merupakan kelompok terpandang, tapi mungkin ingatannya melayang-layang. Mereka cerdik, tapi dinilai sejumlah kalangan mengecewakan.

Misalnya terkait transaksi mencurigakan Rp349 triliun. Jelas merka yang disinyalir terlibat bukanlah orang-orang sembarangan. Sementara, Ketua KPK Firli Bahuri yang dipersoalkan melanggar kode etik merupakan jenderal polisi. Begitu juga pemilik biro perjalanan umroh yang diduga mempermainkan masyarakat yang ingin beribadah di Tanah Suci.

Semakin maju negeri ini tampaknya tantangan semakin banyak juga. Kurang hati-hati, musibah pun datang. Yang paling menyakitkan adalah jadi korban penipuan. Apalagi berkaitan dengan uang. Sebutlah transaksi mencurigakan Rp349 triliun. Begitu juga penyikat uang jemaah umroh, sama saja dosanya. Sementara pimpinan KPK Firli Bahuri, hanya karena perangainya yang diduga ‘menyimpang’, terpaksa didemo oleh tokoh terkemuka republik ini.

Banyaknya tingkah polah di negeri ini yang memunculkan kegaduhan mungkin karena yang bersangkutan terlalu percaya diri alias over-confident. Main ‘daram’ saja. Ibarat Rajo Angek Garang, dia saja yang benar. Itulah yang terjadi saat ini. Sehingga, tiap hari muncul beragam pemberitaan terkait perbuatan ‘hantam kromo’, ‘sabuang salapeh hari patang’. Rata-rata mereka yang terbukti ‘main daram’ tanpa berpedoman pada aturan hukum akan berakhir fatal.

Bagaimanapun juga, sepandai-pandai tupai melompat, suatu ketika jatuh juga. Ambil contoh pada mantan pejabat di Ditjen Pajak, Rafael Alun. Dulu hidup mewah dengan kekayaan berlimpah, sekarang jadi tersangka. Rekeningnya pun dibekukan pihak berwenang. Masih untung, kalau istri sabar. Kalau tidak, tak perlu disebut apa yang mungkin terjadi. Itu pulalah sebabnya, kenapa ada mantan pejabat yang diasingkan ke panti jompo.

Pantas rasanya kita merenung dan mendekatkan diri pada Allah di Bulan Ramadan yang tengah dijalani ini. Ikrarkan lah tobat nasuha. Benar-benar minta diselamatkan Allah dalam menempuh kehidupan dunia yang fana ini. Aamiin. *

Jangan Lewatkan