LIMAPULUH KOTA – Ketua DPRD Sumbar Supardi akan mengupayakan akses jalan yang layak untuk menuju kampung peradaban Alquran yang tengah dibangun di Nagari Sariek Laweh, Kabupaten Limapuluh Kota.
Untuk sekarang akses jalan menuju daerah yang diproyeksikan akan menjadi pusat pengkajian dan pengamalan nilai-nilai Alquran tersebut sangat tidak layak.
“Kita harus menyediakan akses jalan yang representatif untuk menuju kampung peradaban Alquran. Jika tidak, kurang bermakna juga tempat yang sangat strategis ini di masa yang akan datang,” kata Supardi saat menghadiri International Gathering Sahabat Uzma, di Gedung Uzma Center Nagari Sariak Laweh Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu (19/3).
Ia mengatakan, sebagai unsur penyelenggara pemerintahan provinsi, pihaknya mendukung pembangunan kampung peradaban Alquran, dimana negara saat ini tengah dilanda krisis integritas hingga moralitas.
Nantinya kampung ini akan menjadi peradaban baru dengan basis keislaman yang kuat. Seperti diketahui Ranah Minang memiliki filosofi Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), 70 persen tokoh kemerdekaan Indonesia berasal dari daerah kita.
“ Kenyataanya pada saat sekarang tidak ada lagi tokoh seperti M Natsir, Buya Hamka dan sebagainya di Sumbar, dengan adanya kampong Alquran bisa melahirkan tokoh-tokoh ulama seperti dahulu,” katanya.
Politisi Gerindra tersebut berharap, kampung peradaban Alquran tidak hanya membahas pengkajian Alquran, namun juga mencarikan solusi dari persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat.
Tidak hanya itu, tempat ini diharapkan bisa melahirkan cendekiawan hingga budayawan yang peduli akan pembangunan daerah dengan penerapan nilai-nilai Alquran.
Kampung Qur’an merupakan program dakwah Alquran berbasis kawasan, lingkungan, dan komunitas yang berada di wilayah marginal, terpencil, minoritas, bekas terdampak bencana, dan jauh dari akses peradaban.
Dalam kesempatan yang sama Asisten II Kabupaten Limapuluh Kota, Fitma Indrayani mengatakan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) tidak sekadar urusan pendidikan formal sekolah, tetapi juga meliputi pendidikan keluarga, dan lain-lain, sifatnya pun kompleks, tidak berdiri sendiri, karenanya ia juga terkait dengan pembangunan infrastruktur dan berbagai sektor pembangunan lainnya.
“Setidaknya itulah yang melandasi kenapa di Kabupaten Limapuluh Kota memprioritaskan pembangunan daerah yang berkaitan dengan pembangunan SDM,” kata dia.
Dia mengatakan, model yang diterapkan dengan membangun Kampung Quran juga bisa memberi ruang bagi kreativitas dan inovasi dengan bertolak dari platform bahwa Kampung Quran dengan Satu Rumah Tahfidz di setiap desa dan kelurahan merupakan bentuk literasi peradaban Islami Luhak Limapuluh.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ust Zulkifli, Ust Jel Fatullah, Ust Kamrianto, Datuk Husen dari Malaysia, Syekh Salim dari Yaman, Syekh A’la dari Mesir, Pengasuh pesantren Surakarta, Pengasuh pesantren Al Faruki Pekanbaru dan Masyarakat Sariak Laweh Kabupaten 50 kota Wali murid Yayasan Al Huffazh. (*)