Home » Prof. Hetti Waluati Triana Dikukuhkan Sebagai Guru Besar

Prof. Hetti Waluati Triana Dikukuhkan Sebagai Guru Besar

UIN IB PADANG BERKOMITMEN MENJADI PTKIN UNGGUL

Redaksi
3 menit baca

PADANG – Universitas Islam Negeri Imam Bonjol (UIN-IB) Padang terus berkomitmen untuk mendongkrak prestasi akademik kampus demi menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang unggul di Republik Indonesia (RI).

Komitmen tersebut dibuktikan dengan dikukuhkannya Prof. Dra. Hetti Waluati Triana M.Pd, Ph.D sebagai Guru Besar Ilmu Linguistik atau ilmu tentang bahasa, Rabu (1/3) di Gedung J kampus III UIN-IB Sungai Bangek, Kota Padang.

“Dengan diangkatnya Waluati Triana sebagai Guru Besar Ilmu Linguistik, guru besar UIN-IB sekarang bertambah. Hingga saat ini telah berjumlah belasan dan masih ada yang akan dikukuhkan kembali,” sebut Rektor UIN IB Padang, Prof. Dr. Hj. Martin Kustati disela-sela pengukuhan tersebut.

Dia mengatakan, bertambahnya Guru Besar di UIN-IB Padang bisa mengangkat prestasi kampus sebagai PTKIN unggul secara regional hingga nasional. Dalam waktu dekat UIN-IB juga akan mengukuhkan Guru Besar, saat ini telah ada tujuh orang lagi yang tengah berproses pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

“Selamat kepada Prof Hetti Waluati Triana atas pengukuhannya menjadi guru besar bidang Ilmu Linguistik, semoga amanah baru ini bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa,” katanya.

Sementara itu dalam orasi ilmiah perihal teori Imperialisme Linguistik Minangkabau, Hetti Waluati Triana menyampaikan, teori Imperialisme tidak pernah digunakan dalam kajian linguistik Melayu, mulai dari kemunculan awal hingga saat sekarang. Kajian tersebut telah dilakukan oleh para ahli dari berbagai daerah di setiap negara, termasuk Indonesia dan Malaysia. “Penelitian ini masih banyak dilakukan, meskipun sudah banyak publikasi diberbagai web media,” katanya.

Lanjutnya, Hetti mengatakan, semua kajian linguistik pada hakikatnya menunjukkan bahwa bahasa Minangkabau dan dialek Negeri Sembilan, merupakan dua kode bahasa yang memiliki banyak persamaan. “Ada sebanyak 25 kajian yang sudah dilakukan berdasarkan penelitian linguistik,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, istilah Imperialisme berbeda di setiap negara, yang dapat ditemui pada beberapa sumber kajian Linguistik. Perbedaan antara bahasa Minangkabau di Indonesia dan Malaysia mempengaruhi keadaan sekitar berkembangnya kebahasaan tersebut. “Perbedaan penggunaan tata bahasa dapat mempengaruhi perubahan sosial,” jelasnya.

Perbedaan penggunaan tata bahasa tersebut dapat mempengaruhi perubahan sosial, meskipun telah dipengaruhi oleh sosial budaya. Dialek bahasa Minangkabau di daerah manapun di berbagai negara, masih mencirikan gaya bahasa orang Minang. “Dialek orang Sumatra Barat maupun Negeri Sembilan masih mencirikan dialek asli Minangkabau,” tambahnya.

Sementara itu, ia menjelaskan istilah adat Minangkabau diambil dari bahasa daerah yang terdapat pada kamus besar Minangkabau. “Dapat kita simpulkan, kalau kata adat itu berasal dari bahasa Minang,” sebutnya.

Eksistensi bahasa Minangkabau sebagai refleksi implementasi Negeri Sembilan, terdapat beberapa perbedaan dengan yang ada di Sumbar. Hal ini terlihat dari kebahasaan yang perlu dicermati, karena berbeda dengan dialek asli tata bahasa Minangkabau. “Imperialisme bahasa Minangkabau mengikuti pengejaan asli dialek Minang,” tutupnya.

Bupati Pasaman Barat (Pasbar), H. Hamsuardi yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan rasa bangga atas gelar yang telah diperoleh Prof Hetti. Harapan kami nantinya keberhasilan Prof Hetti ini mampu meningkatkan semangat belajar anak-anak muda Pasaman hingga ke jenjang tertinggi.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Ruchman Basori menyampaikan, betapa pentingnya bahasa dalam bernegara, banyak orang salah paham bahkan banyak bangsa berperang hanya gara-gara bahasa.

“Kehadiran Prof Hetti tak hanya bagi UIN IB Padang, namun juga bagi Indonesia. Dengan hadirnya beliau tentu nantinya bisa berkontribusi banyak dalam menyelesaikan masalah – masalah yang berkaitan dengan bahasa. Demikian pentingnya ilmu bahasa atau linguistik dalam kehidupan kita ini,” ujar Ruchman Basori.

Selain Rektor dan Ketua Senat, acara tersebut turut dihadiri para Wakil Rektor, Anggota Senat, para Dekan dan dosen serta tamu undangan dan mahasiswa UIN IB Padang. (*)

Jangan Lewatkan