Makin Banyak Sawah di Solok Beralihfungsi Jadi Kebun Bawang dan Ubi Jalar

Redaksi
2 menit baca

SOLOK, KP – Lahan persawahan masyarakat di Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok kini banyak ditanami bawang dan ubi jalar karena lebih menjanjikan dan cepat menghasilkan uang.

Salah seorang warga Kayuaro, Batang Barus, Rio (35 tahun) mengatakan, kalau padi bisa panen sekitar empat bulan. Sementara bawang bisa dipanen hanya dalam waktu 65 hari. Selain itu, padi juga rentan diserang banyak hama, seperti hama wereng dan tikus.

“Sedangkan bawang tinggal dirawat sedikit-sedikit saja,” ujarnya, Selasa (24/1).

Berdasarkan pengamatannya, lebih dari separoh dari total lahan persawahan di Kayuaro sudah ditanami bawang atau ubi jalar.

“Masyarakat di sini sudah membuka diri untuk menyewakan lahan persawahan mereka untuk dijadikan lokasi tanam bawang atau lainnya,” sambung Rio.

Selain di Kayuaro, masyarakat yang menanam bawang di areal persawahan juga sudah melebar ke Koto Gaek, Jawi-Jawi, dan Koto Gadang Guguak. Sementara, di Talang lebih banyak menanam jagung. Sehingga, banyak lahan persawahan masyarakat yang sudah beralih fungsi.

Hal itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Selain bawang, tanaman ubi jalar juga banyak ditanam warga di persawahan. Ubi jalar adalah sejenis tanaman budidaya yang dikenal banyak manfaat. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi sejenis bangkuang. Tanaman ini mudah menghasilkan dan masa panennya sama seperti padi, antara 3-4 bulan tanpa terlalu tergantung pada air.

Sementara, Walinagari Koto Gaek Mardi Handersin menyebut, tanaman ubi jalar mudah di kembangbiakan dan tidak memiliki musuh yang banyak. Selain itu, bibit ubi jalar juga mudah didapat karena bisa minta pada tetangga yang sedang panen.

“Alhamdulillah saya lihat masyarakat sudah beberapa kali mencoba menanam ubi jalar dan dimulai ketika tanaman padi mereka diserang hama tikus beberapa tahun lalu,” terang Mardi.

Ia menjelaskan, harga ubi jalar antara Rp3000 hingga Rp5000 per kilogram (kg). Bahkan, menjelang puasa bisa mencapai Rp6000/kg.

Ditambahkan warga lainnya, Rizal (38 tahun), pemasaran tanaman ubi jalar juga sangat gampang karena saat panen pembeli datang langsung ke lokasi.

“Dua tahun lalu memang masih sedikit yang menjadikan lahan persawahan dialihfungsikan untuk ditanami ubi jalar. Tetapi saat ini hampir sama banyak di daerah ini yang menanam padi di sawah dan menanam ubi jalar di sawah,” ujarnya. (wan)

Jangan Lewatkan