RAMADAN tiba. Umat Islam kembali berpuasa. Menahan haus dan lapar, menghindari kerja berdosa dan bernoda. Puasa dan semua ibadah di Bulan Ramadan sejatinya mampu memunculkan rahmat luar biasa. Imbalannya masuk sorga kalau mereka yang berpuasa mampu memperoleh predikat takwa dalam arti yang sebenarnya.
Kita yang rutin menahan haus dan lapar selama Ramadan, sudahkan kita benar-benar percaya dengan janji Allah untuk memperoleh predikat takwa?
Yang jelas, mereka yang tergolong insan terbaik adalah yang melakukan aman inbadah semaksimal mungkin. Yang menentukan adalah Allah SWT langsung. Sudahkah semua larangan Allah benar-benar ditinggalkan, dan semua perintah-Nya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh?
Sejak zaman nenek moyang kita Nabi Adam hingga Nabi dan Rasul terakhir Muhammad SAW, kita telah dihadapkan dengan berbagai kisah tentang antara haq dan yang bathil. Hingga sekarang, cerita itu terus saja berulang dalam bersi yang lain. Lihatlah bagaimana korupsi di negeri ini yang masih saja terjadi, pembunuhan, penganiayaan, pencabulan, dan berbagai perbuatan terlatrang lainnya. Mereka yang menentang kebesaran Allah jumlahnya makin luar biasa.
Di sisi lain, mereka yang mengaku beragama Islam justru ada yang pendusta, penipu, pengecoh, zalim, menggunting dalam lipatan. Maka, mereka yang akan menikmati surga di akhirat kelak adalah mereka yang benar-benar taat pada perintah Allah. Tentu, ditempa dulu dengan beragam ujian yang tak mudah.
Semoga dengan gemblengan puasa Ramadan tahun ini, InsyaAllah hidup di surga nanti benar-benar kita nikmati. Allah Maha Besar. Alhamdulillah. *