Home » STIKes Mercubaktijaya Padang Sosialisasikan ‘Penting Jadi’ pada Remaja

STIKes Mercubaktijaya Padang Sosialisasikan ‘Penting Jadi’ pada Remaja

Redaksi
4 menit baca

KEJADIAN stunting di Indonesia masih merupakan permasalahan dan isu prioritas dalam perencanaan pembangunan. Dampak stunting akan permanen dan tidak dapat diperbaiki (Wati, Rahardjo and Sari, 2016). Pengukuran stunting dilakukan dengan membandingkan tinggi atau panjang badan, umur dan jenis kelamin balita. Kondisi stunting ini sulit disadari di masyarakat karena kebiasaan tidak mengukur tinggi atau panjang badan balita. Stunting adalah salah satu fokus untuk target perbaikan gizi di dunia (Sutarto, Diana Mayasari and Reni Indriyani, 2018).

Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 diketahui proporsi stunting di terdapat 24,4 persen dari jumlah anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia, dan stunting pada anak di bawah usia 5 tahun di Provinsi Sumatera Barat diketahui sebanyak 23,3% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

Penyebab stunting adalah faktor gizi yang buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita, terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ante natal care, postnatal care, kurangnya akses kepada makanan bergizi dan kekurangan pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan (Kementrian Desa, 2017).

Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami Intrauterine Growth Retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Wati, Rahardjo and Sari, 2016).

Pencegahan stunting dapat dilakukan pada siklus daur hidup di tahap remaja. Pengetahuan gizi remaja khususnya remaja putri mengenai stunting sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting. Pemberian edukasi mengenai stunting sebaiknya dimulai sejak usia remaja sebagai persiapan memasuki masa prakonsepsi. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu metode yang tepat untuk memberikan informasi kepada remaja (Wasaraka, 2021). Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan remaja tentang pencegahan faktor risiko yang dapat berperan dalam pencegahan stunting.

Menyikapi kondisi ini, tim pengabdian masyarakat dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mercubaktijaya Padang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat pada remaja di RW 07 Pasa Lalang Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang pada 18-25 November 2023. Tim pengabdian ini diketuai Dian Febrida Sari dengan anggota Eka Putri Primasari, Widya Lestari, dan Farida Ariyani (dosen), Eza Yusnella (tenaga kependidikan), serta lima orang mahasiswa yang membantu dalam kegiatan ini.

“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu implementasi Tridarma Perguruan Tinggi. Melalui kegiatan ini kami berharap semua remaja mengetahui factor-faktor yang dapat menyebabkan stunting, sehingga remaja sudah dapat mempersiapkan persiapan fisik dalam upaya pencegahan stunting di masa depan,” kata Dian Febrida Sari kepada KORAN PADANG, Senin (27/11/2023).

Menurutnya, remaja saat ini memiliki tantangan yang besar dalam mempersiapkan masa depan. Bekal ilmu pengetahuan yang benar, sikap yang baik dan memiliki iman dan taqwa dalam prilaku, menjadi modal utama untuk kesejahteraan hidup berkeluarga nanti. Usia remaja merupakan masa yang paling rentan terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik.

TIm pengabdian masyarakat STIKes Mercubaktijaya Padang saat melaksanakan program ‘Penting Jadi’ (Pedidikan Stunting Sejak Dini) pada remaja di RW 07 Pasa Lalang, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.

Salah satu yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan memberikan edukasi terkait pencegahan stunting sejak dini, dimana sasaran yang diambil yaitu remaja yang nanti akan menjadi calon ibu dan ayah di masa depan. Melalui edukasi yang diberikan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang stunting, sehingga mereka sudah bersiap diri Ketika bayinya sudah lahir ibu dapat memberikan pemenuhan nutrisi yang sesuai pada si anak, sehingga anak terhindar dari permasalah stunting ini.

Materi diberikan dengan dua media yaitu poster dan video. Untuk mengukur apakah pengetahuan remaja meningkat, maka tim pengabdi juga mengetes tingkat pengetahuan remaj pretest dan postes dengan aplikasi quizizz. Remaja sangat antusias mengerjakan pretes dengan menggunakan media ini. Setelah pretes, kegiatan dilanjutkan dengan menonton video animasi tentang stunting.

Setelah itu kegiatan dilajutkan dengan pemaparan materi menggunakan poster di kelompok kecil dengan metode Focus Group Discussion FGD) yang mana masing-masing kelompok berisi 5-10 orang didampingi oleh 2 orang pengabdi pada masing-masing kelompoknya. Dalam diskusi antara tim pengabdian masyarakat dan remaja yang hadir, mereka sangat antusias karena merasa bisa mengekspresikan segala hal yang diketahui ataupun tidak diketahui oleh mereka.

Setelah menonton video dan mendengarkan arahan dari tim pengabdi tentang stunting, kegiatan selanjutnya adalah postes dengan pertanyaan yang sama dan media yang sama. Terjadi peningkatan pengetahuan peserta dibandingkan sebelum diberi materi. Video dan Poster telah dishare di whatsapp grup.

“Harapan kami, Pendidikan stunting yang telah diberikan kepada remaja dapat disampaikan juga kepada sesama remaja lainnya,” ungkap Dian Febrida Sari. (ak/*)

Jangan Lewatkan