Home » Rumah Gadang Kajang Padati Dt Rajo Ibrahim Jadi Pustaka Sejarah di Padang

Rumah Gadang Kajang Padati Dt Rajo Ibrahim Jadi Pustaka Sejarah di Padang

Redaksi
A+A-
Reset

PADANG, KP – Rumah Gadang Kajang Padati Dt. Rajo Ibrahim di Jl. M. Hatta No 14 kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji segera dijadikan sebagai Pustaka Sejarah di Kota Padang.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Yovi Krislova di Padang, kemarin.

“Rumah Gadang Kajang Padati Dt Rajo Ibrahim ini merupakan salah satu saksi sejarah migrasi masyarakat Darek ke pesisir (Kota Padang). Sekarang masuk dalam Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Rencananya akan kami buka pustaka sejarah di rumah ini,” kata Yovi Krislova.

Pihak keluarga selaku pengelola setuju untuk di buat pustaka dan nantinya juga ditetapkan sebagai Cagar Budaya (CB).

Rencana membuka pustaka ini sudah melalui pendekatan secara masif antara Pemko Padang dengan Kaum Koto selalu pemilik dan pengelola rumah Gadang.

Disebutkannya, rumah gadang tersebut menjadi salah satu saksi bersejarah perjalanan migrasi masyarakat masa lampau ke Kota Padang.

Lebih jauh disebutkan, jika masyarakat ingin tahu tentang sejarah Kota Padang dari masa ke masa, bisa mendapatkan informasinya di Rumah Gadang itu nantinya.

“Sebagai bentuk persetujuan bersama untuk membuka pustaka sejarah di Rumah Gadang Kajang Padati Dt Rajo Ibrahim ini, pihak keluarga dan Pegawai Disdikbud Padang melakukan gotorng royong bersama di rumah tersebut pada Minggu (12/11) lalu,” jelas Yovi.

Selanjutnya, perencanaan maupun penyediaan fasilitas seperti rak, buku dan lainnya akan dilakukan secara berkala.

Saat ini, rumah gadang Kajang Padati ini dirawat dan dikelola secara mandiri oleh pihak keluarga dari suku Koto Nan Batujuah Tigo Buah Paruik Nagari Pauh IX Padang.

Dijelaskan, Rumah Gadang Kajang Padati merupakan rumah adat Minangkabau yang memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan rumah gadang umumnya. Rumah ini memiliki corak atap pelana, tetapi melancip di bagian ujungnya. Rumah Gadang Kajang Padati banyak ditemukan di kawasan Kuranji, Pauh dan Koto Tangah.

Ditambahkannya, bentuk dan konstruksinya lebih sederhana dibandingkan rumah adat Minangkabau yang ada di wilayah Darek (pedalaman-red). Hal ini dipengaruhi oleh karakter dan kapasitas manusianya. (eka)

Jangan Lewatkan

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?