Home » Ratusan WNI ‘Terjebak’ di Tengah Perang Palestina-Israel

Ratusan WNI ‘Terjebak’ di Tengah Perang Palestina-Israel

Redaksi
2 menit baca

JAKARTA, KP – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengungkapkan sebanyak 230 warga negara Indonesia (WNI) tengah melakukan wisata religi di Israel saat milisi Palestina, Hamas, menyerang kawasan selatan negara itu.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha mengatakan, secara keseluruhan ada 45 WNI di wilayah Palestina, yakni 35 WNI di Tepi Barat dan 10 WNI di Jalur Gaza, lokasi eskalasi konflik paling mengkhawatirkan. Mereka merupakan relawan kemanusiaan.

“Selain itu, ada 230 WNI yang melakukan perjalanan wisata religi di Israel,” kata Judha, Senin (9/10) seperti dikutip dari p47riot.com.

Ia menerangkan, pemerintah telah menyiapkan rencana kontingensi bagi WNI yang terjebak di daerah konflik itu. Kemlu, lanjutnya, terus berkoordinasi erat dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Amman, KBRI Kairo, dan KBRI Beirut.

“Evakuasi menjadi salah satu bagian dari rencana kontingensi tersebut,” ujar Judha.

Ia menambahkan, hingga kini belum ada WNI yang menjadi korban perang Israel-Palestina.

Sementara, Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah melalui Kemenlu memastikan keselamatan WNI di Palestina dan Israel.

“Pemerintah harus memastikan warga negara kita yang berada di sana dalam kondisi aman, tidak kekurangan bahan pokok. Karena selama perang, kebutuhan pokok sangat sulit sekali untuk didapatkan. Negara harus hadir memberikan bantuan secepatnya,” kata Puan dalam keterangan resminya, Senin (9/10).

Dengan adanya WNI di sekitar konflik Israel-Palestina, kata Puan, Kemenlu harus mengawasi perkembangan situasi di wilayah konflik dan siap melakukan evakuasi bila diperlukan untuk melindungi warga Indonesia yang berada di wilayah tersebut.

“Jika memungkinkan dan memang harus dilakukan, pemerintah harus mengambil langkah responsif dengan upaya evakuasi warga negara kita agar tidak menjadi korban peperangan,” katanya.

Terlepas dari itu, Puan prihatin dengan kondisi para korban akibat perang tersebut. Ia menilai Indonesia harus mengambil langkah proaktif dalam mewujudkan perdamaian Israel-Palestina. Apalagi, situasi konflik yang terjadi saat ini disebut cukup besar dan kondisinya lebih mencekam dari serangan sebelum-sebelumnya.

Seperti diketahui, konflik Palestina-Israel memanas usai pasukan Israel dan Hamas saling serang sejak pekan lalu. Hamas menyerang Israel pada Sabtu (7/10) dalam operasi yang mereka namakan ‘Badai Al Aqsa’. Mereka mengklaim tujuan serangan itu untuk ‘mengakhiri pendudukan terakhir di bumi’.

Pasukan Israel lalu membalas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi yang diklaim untuk menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza. Skala pertempuran yang terus meningkat memaksa Israel untuk mendeklarasikan perang sekaligus menjadi deklarasi perang pertama yang dikeluarkan Israel sejak 1973.

Serangan kedua pihak ini masih berlanjut hingga kemarin. Imbas perang tersebut, korban tewas di Palestina mencapai sekitar 500 orang, sementara korban tewas di Israel disebut mencapai 700 orang. (snc)

Jangan Lewatkan