Home » Pawai Sebelum Sunatan, Tradisi Turun Temurun Koto Tuo Sambut Ramadan

Pawai Sebelum Sunatan, Tradisi Turun Temurun Koto Tuo Sambut Ramadan

Redaksi
2 menit baca

BATUSANGKAR, KP – Nagari Koto Tuo Kecamatan Sungai Tarab selain dikenal dengan nagari penghasil bubuk kopi, masyarakatnya juga memiliki tradisi adat yang kental sebelum menyambut bulan Ramadan yaitu tradisi sunatan masal yang diawali dengan bararak (pawai).

Tradisi yang turun temurun dari dahulunya ini selalu dilaksanakan oleh masyarakat nagari Koto Tuo, bahkan yang di rantau pun pulang untuk melaksanakan sunatan/khitanan di kampung halaman yang didasari kebersamaan dan kekompakan.

Hal tersebut disampaikan ketua KAN Nagari Koto Tuo A.Dt Tanbasa saat menyambut kedatangan Bupati Tanah Datar Eka Putra, Rabu (22/3).

Eka Putra menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan bararak sunatan masal yang dilaksanakan masyarakat Nagari Koto Tuo.

“Kegiatan bararak sunatan masal sebagai bentuk tradisi masyarakat yang patut dilestarikan, dimana melambangkan kekompakan masyarakat dan mempererat silaturahmi antara sesama masyarakat yang ada di ranah dan dirantau bahkan induak bako dan anak pisang yang ikut mengantarkan anaknya untuk bararak,” ungkapnya.

Selain itu tambah bupati, kegiatan ini akan mengembalikan kearifan lokal tentang adat dan tradisi salingka nagari, kegiatan ini patut di masukkan ke program unggulan daerah “satu nagari satu event” dengan tujuan mengangkat adat budaya dan tradisi yang ada di nagari masing-masing.

Eka putra juga sampaikan, sunatan adalah perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh setiap anak laki-laki.

Di tempat yang sama Anggota DPRD Sumbar, Arkadius juga mengapresiasi dan mengajak masyarakat Koto Tuo untuk selalu menjaga, melestarikan dan mengembangkan tradisi bararak sunat masal dalam mempererat silaturahmi.

Lalu, Wali Nagari Koto Tuo Yusri, sampaikan, pelaksanaan sunatan masal ini selalu dilaksanakan sebelum bulan Ramadan yang di awali dengan bararak sembari bersilaturahmi dengan menyambangi penghuni di rumah masing-masing.

“Bararak sunatan massal sudah tradisi di nagari Koto Tuo sesuai dengan kebiasaan adat salingka nagari, turun ka bumi, naik ka bukik, tanpa membedakan yang kaya dan yang miskin, seluruhnya di sambangi,” ungkapnya.

Yusri menambahkan, untuk peserta tahun ini sebanyak 31 orang anak baik yang berada di kampung dan di rantau yang dilaksanakan bararak, untuk pelaksanaan khitanan sesuai jadwal masing-masing. (nas)

Jangan Lewatkan